LOLOS TES?

Kisah hidup SMA gue dimulai dan diakhiri di sebuah negara, yang kalau kata buku pelajaran sejarah, pernah menjajah Indonesia. Bukan belanda, bukan inggris.

Haik. Jepang itu negaranya.

"Kapan, ya, gue bisa ada di dalam situ juga?"

Berbicara sendiri dalam hati, sambil menatap pesawat yang terlintas di langit yang mengalihkan perhatian mata gue.

Berkemeja putih, bercelana biru dongker, dan memakai dasi merah. Itu lah seragam gue saat bersekolah di Sekolah Republik Indonesia Tokyo. Duduk di bawah lapangan aspal, merenung tidak karuan. Setiap melihat pesawat yang melintasi langit, hati selalu bertanya-tanya,

Kesalahan gue terdapat di sini. Gue terlalu berharap dan berdoa, untuk sesegera mungkin dapat kembali pulang ke Indonesia.

Tuhan mendengar dan mengabulkan.

Gue nggak menduga, 3 tahun bisa terlewatkan secepat kedipan mata. Gue kira gue akan merasakan tiga tahun yang amat sangat lama. Tetapi nyatanya, kini gue terlalu bahagia tinggal di Jepang. Merasakan banyak sensasi dan pengalaman yang tidak pernah gue jumpain di Indonesia. Kebahagiaan itu berlalu begitu cepat, mengakibatkan timbul rasa ketidakinginan gue untuk pulang ke tanah air.
Namun, hati pun kembali berkata, "Bukankah kamu sendiri yang dulu ingin cepat-cepat pulang ke Indonesia?". 

Gue agak sedikit menyesal sekarang. Keadaan berubah 180 derajat. Masih ada sebulan sebelum mengangkat koper pun, gue sudah rindu dengan Jepang.

"Sesuatu yang kamu senangi, belum tentu baik untukmu." Sebuah kutipan yang susah untuk dimengerti, namun sangat berdampak jika tau apa yang dimaksud.

Kutipan selanjutnya mungkin akan membantu kita untuk memahami kutipan sebelumnya, "Tuhan sudah punya rencana yang lebih baik untukmu."

Inilah yang menjadi (one of many) pedoman hidup gue, andai kata ada yang bertanya, "Bagaimana mengatasi semua keresahan, kegelisahan, dan kerinduan yang lo alamin setelah angkat kaki dari Jepang?"

Inilah hidup, yang dimana suka menguji kita dari celah manapun.

Yang menjadi pertanyaan, apakah kita bisa lolos dari ujian tersebut?