Diam dan melamun dalam. Mata gue mengarah kepada sebuah gedung megah berwarna putih yang dihiasi lampu neon bercahaya, menyinari malamnya kota. Terang sekali sinar itu, membuat mata tak kuat menahannya. Gue terkedip.
Heh? Apa yang terjadi? Mata gue terbuka dan seketika berada di tempat yang berbeda, di waktu yang berbeda, duduk di kursi menatapi layar laptop. Gue melihat dengan jelas tanggal di layar tersebut. 3 September 2017. Besok gue ulang tahun? Berarti hari ini hari terakhir gue berumur 21. What?!
***
Ini adalah sebuah pengalaman 3 tahun yang lalu, ketika gue pergi untuk mendaftarkan diri menjadi mahasiswa disalah satu universitas swasta di Jakarta. Setelah gue resmi menjadi mahasiswa, semua momen berlalu seperti jentikkan jari. Ospek MABA, perjuangan menjadi anak kostan, dan perjalanan menjadi mahasiswa semester satu hingga semester lima terlewati seperti kedipan mata. Sampai pada akhirnya, di tahun 2018 ini, gue akan masuk ke dunia permagangan.
Oh, betapa cepatnya waktu berlalu. Gue jadi inget dulu, ketika gue masih di Jepang, gue mempunyai tempat tongkrongan bernama Shibuya. Shibuya adalah sebuah daerah di Tokyo yang biasanya dikunjungi oleh anak-anak gaul Jepang. Syiap.
Tapi gue ke Shibuya bukan karena gue gaul, melainkan daerahnya dekat banget sama rumah gue, hehehe.
Dengan jarak hanya 4 kilometer dari rumah, gue dapat meraih tempat gaul ini hanya dengan menggunakan sepeda. Di sana, banyak sekali remaja ABG hingga orang kantoran berlalu-lalang, menyebrangi persimpangan yang sangat terkenal di dunia, Shibuya Crossing. Sebuah penyebrangan yang cukup besar dan sangat instagram-able untuk para sosialita. Walaupun dominan anak-anak ABG, tidak sedikit juga turis-turis yang berkunjung. Seringkali juga, gue lihat anak-anak sekolahan yang mampir ke Shibuya sehabis sekolah atau bahkan menjadikan Shibuya tempat mereka cabut dari kelas.
Gue sangat suka tempat ini karena asyik untuk dijadikan tempat jalan-jalan santai, hangout sama temen-temen. Banyak toko-toko yang tersebar di Shibuya mulai dari toko musik, restaurant-restaurant-ABG-banget seperti McDonald's, Saizeriya, Moss Burger, hingga toko baju ternama seperti Zara, H&M, dan Forever 21.
By the way, di tahun 2012, ketika itu gue belum pernah dengar ada toko outlet bernama Forever 21. Sampai akhirnya gue dipertemukan dengan outlet tersebut ketika gue pindah ke Tokyo. Saat itu, gue yang seorang anak ABG culun berumur 16 tahun, memandang sebuah gedung megah berwarna putih berlantai tiga dengan judul besar terpampang, 'Forever 21'.
"Forever 21?" saut gue dalam hati.
"Si pembuat outlet ini pasti punya masa-masa keemasannya di umur segitu..." lanjut gue.
"Umur 21... Please don't come fast... gue masih senang menjadi remaja" tutup gue disertakan doa.
Long story short, bisa tebak apa yang gue lakukan setelah bengong, meratapi gedung tersebut? Yep, gue mengedipkan mata. (Kembali ke atas)
Long story short, bisa tebak apa yang gue lakukan setelah bengong, meratapi gedung tersebut? Yep, gue mengedipkan mata. (Kembali ke atas)
No comments:
Post a Comment