Sunday, September 14, 2014

#CERPEN 1: SUSU ABOL











HEEEEEEY BROO! Today ima Introduce #CERPEN! Yap. Jadi selain #Artikel dan #Video , mulai saat ini gue bakal menambahkan cerita pendek di blog gue! Siapa tau kalian suka dan terhibur dengan cerpen yang gue buat :)! So without further ado, LET'S ROLL xD!




SUSU ABOL

written by Andika Banuraga

Sumpah. Teman gue yang satu ini bener-bener nggak jelas. Cewek yang lagi dapetpun kalah sama dia. Iya. "CEWEK YANG LAGI DAPET" aja masih mending.

Gue gak akan kasih tau siapa nama temen gue itu. Karena kata mama ngomongin orang itu nggak baik.
Tetapi karena gue orangnya baik dan dermawan, gue kasih inisial dan clue-nya aja ya.
Berinisial A, huruf belakangnya L, dan di antara A dan L ada B dan O. 

Jadi sebenernya Abol bukanlah teman kelas, teman komplek, teman lama, teman makan teman, teman curhat, apalagi mantan. Melainkan seorang bocah berpipi bakpau, berambut kribo pendek, dan berperut buncit nan elastis. 

Beberapa hari yang lalu gue dapet lamaran pekerjaan dari teman ibu gue.
"Banu! Ada kabar gembira!" teriak ibu sambil lari menghampiri gue.
Dengan suara datar dan berlogat papua, gue jawab, "Ma. Kalau sampai ini kabar tentang manggis lagi, aku minta diadopsi sama syahrini saja.".
"Untuk hari ini kabar beda nak! Jadi mama punya temen, temennya temen mama itu punya 15 anak. Nah, anak yang ke 4 namanya Dina. Cantik banget. Ya 11/12 lah sama Syahrini. Tapi tetep masih cantikan mama." Kata mama sambil tersenyum dengan giginya yang kurang rata. "Ma. Waktu hidupku jadi sia-sia kalau kesimpulan dari semua ini adalah mama cantik." jawab gue dengan logat papua. "Maaf nak, mama agak khilaf. Oke kembali ke laptop. Katanya Dina masih single dan pinter banget anaknya. Dan mamanya pengen--" Langsung gue potong. "JADI SUAMINYA? YUK SEKARANG IJAB QOBUL!" 
"Bukan. Kamu diminta ngejagain tuh anak alias kamu jadi babysitter." Jawab mama.
Babysitter? Kata hati gue. PHP macam apa ini? lanjut hati gue. Tapi ketika gue mendengar kata "11/12 Syahrini", bulu hidung gue langsung menari dan mulut menjawab, "DEAL MA!".

Dan keesokan harinya gue bergegas pergi ke TKP. Gils men. Rumahnya kaya benteng. Mulut dan hidung gue sampai bermekaran ngeliatnya.
Cukup 10 menit gue bengong ngeliatin rumahnya yang sangat besar itu, tiba-tiba datanglah mamanya Dina.
"Eh. Kamu yang mau jadi babysitter itu ya? Namanya siapa ya? Tunggu, tunggu tunggu! Tante inget! Nu...nu... PANU ya?"
"Ehmm... Banu tante..."
"Ooh Banu! Panggil saya tante Mona!" Lanjut dia, "Ihh! Kamu lumayan ganteng juga ya! Coba ada Dina di sini. Pasti tante kenalin kalian berdua!"
"Hah? Maksud tante? Dina nggak ada di sini???" Jawab gue agak panik.
"Emang kenapa? Kamu mau ketemu Dina? Dina dan 13 sodaranya lagi liburan ke Korea."
"Ja...ja...ja...ja...jadi..." jawab gue dengan suara yang mendadak ngebeat macam lagu David Guetta. (baca: gagap).
"Jadi apa?" tanya tante-tante berambut ibu pejabat itu.
"Jadi saya sebenarnya harus nge-babysitter-in siapa?"
Belum juga pertanyaan gue dijawab, tiba-tiba langit yang tadinya cerah berubah seketika menjadi gelap. Hujan dan geledek turun. Mata gue langsung menatap ke atas langit. Gue liat Syahrini lagi terbang. Gue liat ke bawah lagi, mamanya Dina sudah tiada. Dari ujung barat daya terasa goncangan yang cukup dahsyat. Awalnya gue kira gempa. Tau-taunya tsunami.
"Ngepet." Lanjut gue.
Gue langsung menutup mata dan teriak nama ibu gue.
Apakah akhir dari hidup gue seperti ini?
Sekejap ruangan di sekitar gue menjadi sunyi. Hati gue berbicara, "Kok sepi yak. Apa gue dah mati?". Semoga aja gue lagi di surga.
Di atas badan gue kerasa kaya ada yang naikin. Gue buka mata gue perlahan-lahan. Semoga aja orang yang naikin badan gue itu bidadari dari surga. Atau gak Syahrini juga gak apa-apalah.
Gue buka mata gue dengan harapan gue berada di dataran dekat air terjun dan terdapat banyak bidadari yang sudah siap diijab qobul-in satu-satu.
Tapi ternyata Tuhan berkata lain. Yang ada di atas perut gue ternyata seorang anak laki-laki berumur sekitar 6 tahun dan dimulutnya ngocor air liur bagaikan air terjun.
Dengan reflek bagaikan pemain badminton menepis smash dari lawan, seketika suasana berubah menjadi slow-motion, dan gue tepis air liur yang mau jatuh ke baju gue itu  dengan telapak tangan.
"HIAK!" Teriak gue sambil menepis air liur najis itu.
Gue angkat makhluk pemproduksi air liur itu dari badan gue dan berdirilah gue dari sofa.
Gue lihat kanan-kiri, ternyata gue ada disebuah ruang tamu. Persis tepat di depan gue ada  tante Mona yang lagi ngerekam kejadian konyol barusan.
Gue bengong. Nggak ngerti apa yang sebenernya terjadi.
"NGAHAHAHAHAKROKROKROKROK!" Ketawa tante Mona macam babi keselek biji salak.
"Ada apa ini?!?! Tante? Kenapa saya tiduran di sofa? Kenapa saya didudukin makhluk astral ini? Sebenernya apa yang sedang terjadi?!" Tanya gue dengan muka suram sambil menaruh makhluk pemproduksi air liur itu ke lantai.
"Seharusnya tante yang nanya ke kamu ada apa yang terjadi." Jawab tante itu dengan muka selengean.
"Hah?" Cengok gue.
"Kamu pingsan, Banu." "Pas kamu nanya siapa yang bakal kamu babysitter-in, tiba-tiba kamu sakau sejenak dan pingsan seketika."
Langunglah gue speechless pas denger perkataan tante Mona itu.
"Oiya, anak yang ngedudukin kamu itu namanya Abol. Hari ini kamu bakal ngejaga dia sampe tante pulang kerja!"
Denger kata itu, pantat gue hampir aja mau cepirit.
"Oke ya, Banu. Tante mau pergi kerja dulu. Jangan lupa kasih Abol susu 15 menit sekali. Kalau nggak dikasih, nanti dia ngambek!" Ucap tante girang itu.
"BRUK!" Tertutuplah pintu depan rumah bertanda tante Mona sudah pergi berangkat kerja.

"HMMPPFFFHHHTT!! HUUUUUUUUUU..." Tarik-buang napaslah gue. Menandakan gue dapat menerima kenyataan dari ke-PHP-an ibu gue ini.
"Asudahlah. Daripada nganggur ya nggak? Lagi pula cuman sehari kok gue ngejagain boboho berliur ini." Lanjut gue dengan rasa penuh semangat dalam hati.

Gue tengok ke arah ruang keluarga dan lihat Abol lagi nonton Spongebob.
Ada pepatah terkenal yang berbunyi "Tak kenal, maka tak sayang". Jadi, sebagai babysitter yang baik, ganteng nan dermawan, gue harus mempunyai sosok persahabatan.
Eh tapi, kalau gue boleh curhat sedikit, gue kurang setuju sama pepatah yang gue sebutin barusan. Kalau kita kenalan, berarti kita akan saling sayang-menyayang. Lalu kita saling sayang, nanti pasti bakal berujung perselisihan di mana dari antara kedua pelaku akan ada yang MEMBERI HARAPAN PALUS (baca: PHP). Dan gue paling jijik sama yang namanya PHP. Dalam kamus besar bahasa Banu. PHP itu adalah najis tingkat keras. Jadi, pepatah itu seharusnya diganti jadi "Tak kenal, maka tak akan di PHP-in".

Oke, kita balik kemasalah kegantengan dan kedermawan gue.
Sambil duduk di sebelah Abol, gue sapa,
"Hey Abol!" Sapa gue dengan senyuman paling indah yang bisa gue buat.
"Ssstt. Lagi serius nonton ini." Seru Abol.
"Wah. Seru ya nonton Spongebob..." "Abol kalo udah gede, jangan kaya Patrick ya. Nanti gampang di PHP-in sama cewe..." Lanjut gue sok bijak.

Yap. Hari berjalan begitu lancar. Enak juga ternyata jadi babysitter. Walaupun Abol anaknya aneh. Suka kentut sambil kayang. Tapi nggak apa-apalah. Kali aja bakatnya itu bisa menarik cewek-cewek dimasa yang akan datang.
Oiya, diawal cerita, gue sebut Abol juga merupakan temen gue, bukan? Kok bisa makhluk yang suka ngeproduksi air liur dan gas dari pantat ini jadi temen gue? Jadi begini ceritanya...

Masih inget kalau Abol harus dikasih susu 15 menit sekali? Yap. Gue lupa dengan hal itu. Gue malah lagi asyik bercumbu sama kucing anggoranya Abol di lantai ruang keluarga.
Nggak tau kenapa, mungkin gue kena karma. Pas muka gue persis lagi menghadap ke langit-langit, nemploklah laba-laba segede tangan Brock Lesnar ke muka gue.
Matilah gue. Reflek panik membuat gue nyebut semua nama binatang di dunia yang tak bersalah satu-persatu.
Pas gue nyebut binatang patkai, "BYUUUUURRRR!" Abol menyiram muka gue dengan susu. Kaburlah laba-laba Brock Lesnar itu.
"SUSU ABOL MANAA?!" Teriak Abol sambil menangis.
Gue peluk Abol dan gue angkat seperti halnya Abol adalah anak yang baru keluar dari rahim istri gue.
"Abol." Dengan logat papua yang dramatis, "Kau telah menyelamatkan hidup beta." "Kini, kau akan menjadi temanku selamanya!"


TAMAT


No comments:

Post a Comment