HEEEEEEY BROO! Today ima Introduce #CERPEN! Yap. Jadi selain #Artikel dan #Video , mulai saat ini gue bakal menambahkan cerita pendek di blog gue! Siapa tau kalian suka dan terhibur dengan cerpen yang gue buat :)! So without further ado, LET'S ROLL xD!
SUSU ABOL
written by Andika Banuraga
Sumpah.
Teman gue yang satu ini bener-bener nggak jelas. Cewek yang lagi dapetpun kalah
sama dia. Iya. "CEWEK YANG LAGI DAPET" aja masih mending.
Gue
gak akan kasih tau siapa nama temen gue itu. Karena kata mama ngomongin orang itu nggak baik.
Tetapi karena gue orangnya baik dan dermawan, gue kasih inisial dan clue-nya aja ya.
Berinisial
A, huruf belakangnya L, dan di antara A dan L ada B dan O.
Jadi
sebenernya Abol bukanlah teman kelas, teman komplek, teman lama, teman makan
teman, teman curhat, apalagi mantan. Melainkan seorang bocah berpipi bakpau, berambut
kribo pendek, dan berperut buncit nan elastis.
Beberapa
hari yang lalu gue dapet lamaran pekerjaan dari teman ibu gue.
"Banu!
Ada kabar gembira!" teriak ibu sambil lari menghampiri gue.
Dengan
suara datar dan berlogat papua, gue jawab, "Ma. Kalau sampai ini kabar
tentang manggis lagi, aku minta diadopsi sama syahrini saja.".
"Untuk hari ini kabar beda nak! Jadi mama punya temen, temennya temen
mama itu punya 15 anak. Nah, anak yang ke 4 namanya Dina. Cantik banget. Ya 11/12
lah sama Syahrini. Tapi tetep masih cantikan mama." Kata mama sambil
tersenyum dengan giginya yang kurang rata. "Ma. Waktu hidupku jadi sia-sia
kalau kesimpulan dari semua ini adalah mama cantik." jawab gue dengan
logat papua. "Maaf nak, mama agak khilaf. Oke kembali ke laptop. Katanya
Dina masih single dan pinter banget anaknya. Dan mamanya pengen--"
Langsung gue potong. "JADI SUAMINYA? YUK SEKARANG IJAB QOBUL!"
"Bukan.
Kamu diminta ngejagain tuh anak alias kamu jadi babysitter." Jawab mama.
Babysitter?
Kata hati gue. PHP macam apa ini? lanjut hati gue. Tapi ketika gue mendengar
kata "11/12 Syahrini", bulu hidung gue langsung menari dan mulut
menjawab, "DEAL MA!".
Dan
keesokan harinya gue bergegas pergi ke TKP. Gils
men. Rumahnya kaya benteng. Mulut dan hidung gue sampai bermekaran ngeliatnya.
Cukup
10 menit gue bengong ngeliatin rumahnya yang sangat besar itu, tiba-tiba datanglah
mamanya Dina.
"Eh.
Kamu yang mau jadi babysitter itu ya? Namanya siapa ya? Tunggu, tunggu tunggu!
Tante inget! Nu...nu... PANU ya?"
"Ehmm...
Banu tante..."
"Ooh
Banu! Panggil saya tante Mona!" Lanjut dia, "Ihh! Kamu lumayan
ganteng juga ya! Coba ada Dina di sini. Pasti tante kenalin kalian
berdua!"
"Hah?
Maksud tante? Dina nggak ada di sini???" Jawab gue agak panik.
"Emang
kenapa? Kamu mau ketemu Dina? Dina dan 13 sodaranya lagi liburan ke
Korea."
"Ja...ja...ja...ja...jadi..."
jawab gue dengan suara yang mendadak ngebeat macam lagu David Guetta. (baca: gagap).
"Jadi
apa?" tanya tante-tante berambut ibu pejabat itu.
"Jadi
saya sebenarnya harus nge-babysitter-in siapa?"
Belum
juga pertanyaan gue dijawab, tiba-tiba langit yang tadinya cerah berubah
seketika menjadi gelap. Hujan dan geledek turun. Mata gue langsung menatap ke
atas langit. Gue liat Syahrini lagi terbang. Gue liat ke bawah lagi, mamanya
Dina sudah tiada. Dari ujung barat daya terasa goncangan yang cukup dahsyat.
Awalnya gue kira gempa. Tau-taunya tsunami.
"Ngepet."
Lanjut gue.
Gue
langsung menutup mata dan teriak nama ibu gue.
Apakah
akhir dari hidup gue seperti ini?
Sekejap
ruangan di sekitar gue menjadi sunyi. Hati gue berbicara, "Kok sepi yak.
Apa gue dah mati?". Semoga aja gue lagi di surga.
Di
atas badan gue kerasa kaya ada yang naikin. Gue buka mata gue perlahan-lahan.
Semoga aja orang yang naikin badan gue itu bidadari dari surga. Atau gak
Syahrini juga gak apa-apalah.
Gue
buka mata gue dengan harapan gue berada di dataran dekat air terjun dan
terdapat banyak bidadari yang sudah siap diijab qobul-in satu-satu.
Tapi
ternyata Tuhan berkata lain. Yang ada di atas perut gue ternyata seorang anak
laki-laki berumur sekitar 6 tahun dan dimulutnya ngocor air liur bagaikan air
terjun.
Dengan
reflek bagaikan pemain badminton menepis smash dari lawan, seketika suasana
berubah menjadi slow-motion, dan gue
tepis air liur yang mau jatuh ke baju gue itu dengan telapak tangan.
"HIAK!"
Teriak gue sambil menepis air liur najis itu.
Gue
angkat makhluk pemproduksi air liur itu dari badan gue dan berdirilah gue dari
sofa.
Gue
lihat kanan-kiri, ternyata gue ada disebuah ruang tamu. Persis tepat di depan
gue ada tante Mona yang lagi ngerekam kejadian konyol barusan.
Gue
bengong. Nggak ngerti apa yang sebenernya terjadi.
"NGAHAHAHAHAKROKROKROKROK!"
Ketawa tante Mona macam babi keselek biji salak.
"Ada
apa ini?!?! Tante? Kenapa
saya tiduran di sofa? Kenapa saya didudukin makhluk astral ini? Sebenernya apa
yang sedang terjadi?!" Tanya gue dengan muka suram sambil menaruh makhluk pemproduksi air liur itu ke lantai.
"Seharusnya tante yang nanya ke kamu ada apa yang terjadi." Jawab
tante itu dengan muka selengean.
"Hah?" Cengok gue.
"Kamu pingsan, Banu." "Pas kamu nanya siapa yang bakal kamu
babysitter-in, tiba-tiba kamu sakau sejenak dan pingsan seketika."
Langunglah gue speechless pas
denger perkataan tante Mona itu.
"Oiya, anak yang ngedudukin kamu itu namanya Abol. Hari ini kamu bakal
ngejaga dia sampe tante pulang kerja!"
Denger kata itu, pantat gue hampir aja mau cepirit.
"Oke ya, Banu. Tante mau pergi kerja dulu. Jangan lupa kasih Abol susu
15 menit sekali. Kalau nggak dikasih, nanti dia ngambek!"
Ucap tante girang itu.
"BRUK!" Tertutuplah pintu depan rumah bertanda tante Mona sudah
pergi berangkat kerja.
"HMMPPFFFHHHTT!! HUUUUUUUUUU..." Tarik-buang napaslah gue.
Menandakan gue dapat menerima kenyataan dari ke-PHP-an ibu gue ini.
"Asudahlah.
Daripada nganggur ya nggak? Lagi pula cuman sehari kok gue ngejagain boboho berliur ini." Lanjut gue dengan rasa penuh semangat dalam hati.
Gue
tengok ke arah ruang keluarga dan lihat Abol lagi nonton Spongebob.
Ada
pepatah terkenal yang berbunyi "Tak kenal, maka tak sayang". Jadi,
sebagai babysitter yang baik, ganteng nan dermawan, gue harus mempunyai sosok
persahabatan.
Eh
tapi, kalau gue boleh curhat sedikit, gue kurang setuju sama pepatah yang gue
sebutin barusan. Kalau kita kenalan, berarti kita akan saling sayang-menyayang.
Lalu kita saling sayang, nanti pasti bakal berujung perselisihan di mana dari
antara kedua pelaku akan ada yang MEMBERI HARAPAN PALUS (baca: PHP). Dan gue
paling jijik sama yang namanya PHP. Dalam kamus besar bahasa Banu. PHP itu
adalah najis tingkat keras. Jadi, pepatah itu seharusnya diganti jadi "Tak
kenal, maka tak akan di PHP-in".
Oke,
kita balik kemasalah kegantengan dan kedermawan gue.
Sambil
duduk di sebelah Abol, gue sapa,
"Hey
Abol!" Sapa gue dengan senyuman paling indah yang bisa gue buat.
"Ssstt.
Lagi serius nonton ini." Seru Abol.
"Wah.
Seru ya nonton Spongebob..." "Abol kalo udah gede, jangan kaya
Patrick ya. Nanti gampang di PHP-in sama cewe..." Lanjut gue sok bijak.
Yap.
Hari berjalan begitu lancar. Enak juga ternyata jadi babysitter. Walaupun Abol
anaknya aneh. Suka kentut sambil kayang. Tapi nggak apa-apalah. Kali aja
bakatnya itu bisa menarik cewek-cewek dimasa yang akan datang.
Oiya,
diawal cerita, gue sebut Abol juga merupakan temen gue, bukan? Kok bisa makhluk yang suka ngeproduksi air liur dan gas dari pantat ini jadi temen gue? Jadi begini
ceritanya...
Masih
inget kalau Abol harus dikasih susu 15 menit sekali? Yap. Gue lupa dengan hal
itu. Gue malah lagi asyik bercumbu sama kucing anggoranya Abol di lantai ruang
keluarga.
Nggak
tau kenapa, mungkin gue kena karma. Pas muka gue persis lagi menghadap ke
langit-langit, nemploklah laba-laba segede tangan Brock Lesnar ke muka gue.
Matilah
gue. Reflek panik membuat gue nyebut semua nama binatang di dunia yang tak
bersalah satu-persatu.
Pas
gue nyebut binatang patkai, "BYUUUUURRRR!" Abol menyiram muka gue
dengan susu. Kaburlah laba-laba Brock Lesnar itu.
"SUSU
ABOL MANAA?!" Teriak Abol sambil menangis.
Gue
peluk Abol dan gue angkat seperti halnya Abol adalah anak yang baru keluar dari rahim
istri gue.
"Abol."
Dengan logat papua yang dramatis, "Kau telah menyelamatkan hidup
beta." "Kini, kau akan menjadi temanku selamanya!"
No comments:
Post a Comment